Riset
tersebut mengembangkan sebuah robot untuk mencari korban jiwa yang selamat dari
suatu bencana alam di dunia. Hampir seluruh robot perlu untuk menavigasi sebuah
negara di lingkungan guna untuk membantu orang yang berada di sekitar mereka,
oleh karena itu robot harus memiliki kinerja sistem pemetaan (Mapping) dan
lokasi (Location). Sehingga agar dapat meningkatkan kinerja robot dalam
mengetahui hambatan, posisi dan arah robot dengan tugas masing-masing sensor
untuk mendeteksi rintangan-rintangan (di dalam perjalanan nya) atau benda yang
ada di dalam penggunaan sensor ultrasonic, guna untuk menghindari rintangan tersebut.
Untuk
mendeteksi posisi (detect location)
dan menentukan jarak (determine the distance),
robot menggunakan sensor rotary encoder, untuk menentukan arah menuju, arah dan
sudut elevasi dari robot tersebut menggunakan sensor IMU (Inertial Measurement Unit). Seluruh sensor diatur oleh
STM32F407VGT6 mikrokontroler yang mengirimkan data dari setiap sensor menuju PC
menggunakan XBee Pro. Oleh karena itu, robot membuat pemetaan dengan OpenGL pada
PC. Sistem pemetaan memiliki peran yang sangat penting untuk menentukan kecepatan
dan keakuratan tujuan robot tersebut. Mereka menyimpulkan bahwa, dalam metode
robot SLAM (Simultaneous Localization and
Mapping) ini tergantung pada ketepatan data dalam US2 sensor (kanan), US4
(Kiri) dan rotary encoder. Hasil pengujian dari data output pada sensor
ultrasonik yang tepat menghasilkan kesalahan sebesar US2 16,9%, 14,6% US4 menghasilkan
kesalahan sensor encoder ultrasonik dan untuk rotary menghasilkan kesalahan
sebesar 19,45%.
Cara kerja robot dapat dibaca dalam jurnal tersebut, tentunya harus mahir dalam bahasa inggris hehehe.
Sumber : IPTEK Journal of Engineering
Tidak ada komentar:
Posting Komentar