Individu merupakan organisme tunggal atau satu kesatuan
yang tidak dapat dibagi, contohnya : seekor tikus, seekor kucing, sebatang
pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia.
Pengertian
Individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang
artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan
berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat
Dr. A. Lysen. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup
berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu
dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang
dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan
hakikat yang sama
Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap
objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut
dengan keindahan
Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia
untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri
tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca
indera.
Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi
dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan
saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk
suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
Sudah menjadi keyakinan semua orang bahwa masing-masing individu
memiliki karakteristik kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang berkemampuan
cepat, sedang, dan ada yang berkemampuan rendah. Dalam dunia pendidikan juga
berlaku pernyataan seperti ungkapan di atas, sebabmenurut tinjauan psikologis
setiap anak memiliki perbedaan dengan lainnya.“Tak ada dua orang di dunia ini
yang benar-benar sama dalam segala hal,sekalipun mereka kembar”.Tidak heran
bila seseorang yang menyatakan bahwa “anak kembar ituserupa tapi tak sama”.
Artinya, dalam hal-hal tertentu anak kembar memiliki kesamaan dan perbedaan.
Individu disini, mempunyai pengertian yaitu suatu kesatuan yang masing- masing
memiliki ciri khasnya , dan karena itu tidak ada dua individu sama, satu dengan
yang lainnya berbeda. Individu sebagai manusia,merupakan orang-orang yang
memiliki pribadi atau jiwa sendiri.Perbedaan individu dapat dilihat dari dua
segi, yakni: segi horizontal dan segi vertikal. Dari segi horizontal, setiap
individu berbeda dengan individu lainnya dalam aspek mental, seperti: tingkat
kecerdasan,kemampuan, minat, ingatan, emosi, kemauan dan sebagainya. Dari
segivertikal, tidak ada dua individu yang sama dalam aspek jasmani seperti
bentukukuran, kekuatan, dan daya tahan tubuh. Perbedaan itu masing-masing
mempunyai keuntungan dan kelemahan. Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya
perbedaan individu, yaitu:
1. Faktor warisan keturunan
Keturunan merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini keturunan diartikan sebagai “Totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak,atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki sejak masakonsepsi (masa pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan daripihak orang tua melalui gen-gen”.
1. Faktor warisan keturunan
Keturunan merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini keturunan diartikan sebagai “Totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak,atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki sejak masakonsepsi (masa pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan daripihak orang tua melalui gen-gen”.
E.
Z Muttaqin, mengatakan bahwa anak harus diberikanpendidikan sedini
mungkin, bahkan sejak kedua orang tuanya memasuki jenjang perkawinan, harus
sudah mengkalkulasikan bagaimana anak-anakyang akan mereka lahirkan nanti.
Ketika suami istri bergaul sudah diawalidengan do’a agar dengan doa itu setan
tidak ikut campur (ovum atausperma) yang disimpan dalam rahim istri bukan
terdiri dari bahan –bahanjasmaniah semata, tetapi juga terkandung benih watak
dan tabiat calonanak. Makanan ibu yang mengandung vitamin untuk anak. Demikian
jugakelakuan ibu dan bapak akan menjadi vitamin juga untuk calon anak.
2. Faktor pengaruh lingkungan
Lingkungan adalah segala hal yang mempengaruhi individu,Sehingga individu itu ikut terlibat atau terpengaruh karenanya. Semenjakmasa konsepsi dan masa-masa selanjutnya, perkembangan individudipengaruhi oleh mutu makanan yang diterimanya, temperatur udarasekitarnya, suasana dalam lingkungan, sikap-sikap orang sekitar,hubungan dengan sekitarnya, suasana pendidikannya (informal, formaldan informal). Dengan kata lain, individu akan menerima pengaruh darilingkungan, memberi contoh kepada lingkungan, mencontoh atau belajar tentang berbagai hal dari lingkungan.
Lingkungan adalah segala hal yang mempengaruhi individu,Sehingga individu itu ikut terlibat atau terpengaruh karenanya. Semenjakmasa konsepsi dan masa-masa selanjutnya, perkembangan individudipengaruhi oleh mutu makanan yang diterimanya, temperatur udarasekitarnya, suasana dalam lingkungan, sikap-sikap orang sekitar,hubungan dengan sekitarnya, suasana pendidikannya (informal, formaldan informal). Dengan kata lain, individu akan menerima pengaruh darilingkungan, memberi contoh kepada lingkungan, mencontoh atau belajar tentang berbagai hal dari lingkungan.
Sumber: http://blogzulkifly.blogspot.com/2013/08/pengertian-individu-komunitas-populasi.html?m=1
II. PENGERTIAN PERTUMBUHAN
Makna dari pertumbuhan berbeda dengan makna dari
perkembangan. namun kedua proses tersebut selalu berjalan seiringan. Keduanya
juga merupakan proses biologis yang sulit untuk dipisahkan. namun demikian,
antara pertumbuhan dan perkembangan bisa dibedakan dengan cara melihat
perubahan ukuran yang terjadi pada makhluk hidup.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi pertumbuhan:
#
OMAN KARNMANA
Pertumbuhan
merupakan proses bertambahnya jumlahprotoplasma sel pada suatu organisme,
biasanya disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta jumlah sel yang
bersifat tidak kembali pada keadaan semula.
#
DIAH ARYULINA DKK
Pertumbuhan
merupakan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang meliputi pertambahan
ukuran tubuh.
# WONG, 2000
Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur.
# WISMOADY WAHONO
Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman, dan sekaligus pertambahan dalam arti integrasi, saling keterhubungan dan kompleksitas.
Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman, dan sekaligus pertambahan dalam arti integrasi, saling keterhubungan dan kompleksitas.
#
FIKTOR FERDINAND P. & MOEKTI ARIWIBOWO
Pertumbuhan
adalah pertambahan ukuran volume, massa, tinggi, atau ukuran lainnya yang dapat
dinyatakan dalam bilangan atau secara kuantitatif.
# TIM BIOLOGI
Pertumbuhan adalah proses penambahan volume tubuh makhluk hidup yang sifatnya tidak bisa kembali ke keadaan semula. Penambahan disebabkan adanya penambahan jumlah dan volume sel, karena adanya pembelahan mitosis dan pembesaran sel.
#
MIKRAJUDDI, DKK
Pertumbuhan
adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada mahluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat irreversible.
# MOKHAMAD ISMA'IL
Pertumbuhan
adalah peningkatan ukuran (volume, massa, tinggi, dan panjang) yang prosesnya
tidak dapat balik yang dihasilkan dari
pembelahan sel dan pembesaran sel.
III. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertambahan penduduk pada
dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran (Natalitas)
3. Migrasi (Mobilitas)
Kelahiran dan
kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan
faktor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur
dengan tingkat/rate. Tingkat/rate adalah ukuran frekuensi suatu penyakit atau
peristiwa/kejadian tertentu yang terjadi pada suatu populasi selama periode
waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menanggung resiko
tersebut.
1. Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda
kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk
dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan
perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor
pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti
mortalitas).
a.) Faktor pendukung
kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian
semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Sarana kesehatan yang
kurang memadai.
– Rendahnya kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan
– Terjadinya berbagai
bencana alam
– Terjadinya peperangan
– Terjadinya kecelakaan
lalu lintas dan industri
– Tindakan bunuh diri dan
pembunuhan.
b.) Faktor penghambat
kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian
rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Lingkungan hidup sehat.
– Fasilitas kesehatan
tersedia dengan lengkap.
– Ajaran agama melarang
bunuh diri dan membunuh orang lain.
– Tingkat kesehatan
masyarakat tinggi.
– Semakin tinggi tingkat
pendidikan penduduk.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:
# Angka Kematian Kasar (
Crude Death Rate/CDR )
Angka kematian kasar adalah
yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun
tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu.
# Angka Kematian Khusus
Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka kematian khusus
menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia
manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua
atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih
rendah.
# Angka Kematian Bayi
(Infant Mortality Rate = IMR)
Angka
kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu
bayi yang lahir.Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun. Besarnya
angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan
dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila
masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi
tinggi.
Selain perhitungan di atas
sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian
bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi
ukurannya sebagai berikut:
– Rendah, jika IMR antara
15-35.
– Sedang, jika IMR antara
36-75.
– Tinggi, jika IMR antara
76-125.
2. Kelahiran ( Natalitas )
Kelahiran bersifat menambah jumlah
penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan
yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda,
karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak dianggap sebagai
sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak
anak banyak rejeki.
• Anak menjadi kebanggaan
bagi orang tua.
• Anggapan bahwa penerus
keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang
akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
• Adanya program keluarga
berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
• Adanya ketentuan batas
usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal
berusia 19 tahun.
• Anggapan anak menjadi
beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Adanya pembatasan tunjangan
anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke –
2.
• Penundaaan kawin sampai
selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu
wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka
yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam
waktu satu tahun.
Pengukuran Fertilitas tidak sesederhana
dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
1. Sulit memperoleh angka
statistik lahir hidup karena banyak bayi – bayi yang meninggal beberapa saat
setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan
sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2. Wanita mempunyai
kemungkinan melahiran dari seorang anak ( tetapi meninggal hanya sekali )
3. Makin tua umur wanita
tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
4. Di dalam pengukuran
fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai
kemungkinan untuk melakukan.
Ada dua istilah asing yang kedua–duanya diterjemahkan sebagai kesuburan, yaitu :
a. Facundity ( kesuburan )
Facudity adalah lebih diartikan sebagai
kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
b. Fertility ( fertilitas )
Fertility adalah jumlah kelahiran hidup
dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
1. Angka Kelahiran Kasar
(Crude Birth Rate)
Angka kelahiran ini disebut kasar karena
perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal
yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
2. Angka Kelahiran Menurut
Kelompok Umur (Age Specific Fertiliy Rate = ASFR )
3. Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan
penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk
terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang
melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang
merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara
saja.
Faktor-faktor terjadinya
migrasi, yaitu :
1. Persediaan sumber daya
alam
2. Lingkungan social budaya
3. Potensi ekonomi
4. Alat masa depan
Perlu diketahui bahwa usia
15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai
kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
Sumber: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/pertumbuhan-penduduk-2/)
Sumber: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/pertumbuhan-penduduk-2/)
A. Fungsi Keluarga
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 menyatakan
fungsi keluarga terdiri atas
fungsi-fungsi:
(1) Keagamaan, (2) Sosial budaya, (3) Cinta kasih, (4) Perlindungan, (5)
Reproduksi,
(6) Sosialisasi dan pendidikan, (7) Ekonomi, dan (8) Pembinaan lingkungan.
Sedangkan
menurut Mattensich dan Hill (Zeitlin et al., 1995), fungsi keluarga terdiri
atas fungsi
pemeliharaan
fisik sosialisasi dan pendidikan, akuisisi anggota keluarga baru melalui
prokreasi
atau
adopsi, kontrol perilaku sosial dan seksual, pemeliharaan moral keluarga dan
dewasa
melalui
pembentukan pasangan seksual, dan melepaskan anggota keluarga dewasa. Adapun
menurut
United Nation (1993) fungsi keluarga meliputi fungsi pengukuhan ikatan suami
istri,
prokreasi
dan hubungan seksual, sosialisasi dan pendidikan anak, pemberian nama dan
status,
perawatan
dasar anak, perlindungan anggota keluarga, rekreasi dan perawatan emosi, dan
pertukaran
barang dan jasa.
Sumber: http://ikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/kemitraan_gender.pd
Fungsi Biologis
· Untuk meneruskan keturunan
· Memelihara dan membesarkan anak
· Memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizi
· Merawat dan melindungi kesehatan para anggotanya
Fungsi Psikologis
· Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih sayang
· Pendewasaan kepribadian bagi para anggotanya
· Perlindungan secara psikologis
· Mengadakan hubungan keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat
Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologi
· Meneruskan nilai-nilai budaya
· Sosialisasi.
· Pembentukan noema-norma, tingkah laku pada tiap tahap perkembangan anak serta kehidupan keluarga.
Fungsi Sosial
· Mencari sumber-sumber untuk memenuhi fungsi lainnya.
· Pembagian sumber-sumber tersebut untuk pengeluaran atau tabungan
· Pengaturan ekonomi atau keuangan.
Fungsi Pendidikan
· Penanaman keterampilan, tingkah laku dan pengetahuan dalam hubungan dengan fungsi-fungsi lain.
· Persiapan untuk kehidupan dewasa.
· Memenuhi peranan sehingga anggota keluarga yang dewasa.
Sumber: http://www.kajianpustaka.com/2012/11/definisi-fungsi-dan-bentuk-keluarga.html
B. Fungsi Individu
Interaksi
Sosial
Menurut
Gillin dan Gillin, interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis, menyangkut hubungan antara orang perorangan, kelompok-kelompok
manusia, maupun orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial
dapat terjadi karena adanya komunikasi, jadi komunikasi di sini sangatlah
penting artinya. Komunikasi berarti seseorang memberikan tafsiran pada perilaku
orang lain baik berwujud pembicaraan, gerak, maupun sikap.
Interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial, pengertian ini menunjukkan pada hubungan-hubungan yang dinamis. Interaksi sosial juga merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Dengan demikian jelas sekali bahwa interaksi sosial itu sangat penting dalam kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dalam kehidupan di sekolah. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa: kerja sama (cooperation), persaingan (competition), pertikaian (conflict), dan akomodasi (accomodation).
Menentukan Status Sosial
Status sosial adalah jenjang atau
posisi seseorang dalam suatu kelompok, atau dari satu kelompok dalam
hubungannya dengan kelompok lain. Adapun peran diartikan sebagai suatu
konsep fungsional yang menjelaskan fungsi atau tugas seseorang. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa status dan peran merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Status menunjuk pada siapa orangnya, sedangkan peran menunjukkan apa yang
dilakukan oleh orang itu.
Menurut S.
Bellen, ada beberapa jenis status dan peran sosial dalam masyarakat, yaitu:
1.
Peran yang diharapkan (expected roles) dan peran yang terlaksana dalam
kenyataan (actual roles)
2.
Peran yang terberi (ascribed roles) dan peran yang diperjuangkan
(achieved roles) Pengembangan Pendidikan IPS SD 5
3.
Peran kunci (key roles) dan peran tambahan (supplementary roles)
4.
Peran tinggi, peran menengah, dan peran rendah.
C. Fungsi
Masyarakat
Keberadaan
masyarakat sangat berpengaruh bagi individu-individu yang hidup didalamnya.
Kita tahu bahwa setiap individu tidak mungkin hidup tanpa bergaul dengan
keadaan masyarakat. Selain itu juga banyak hal yang dapat kita peroleh dari
kehidupan bermasyarakat. Bersosialisasi adalah inti utama kehidupan masyarakat
bagi individu-individu yang ingin berkembang.
Berikut
adalah poin-poin dimana fungsi masyarakat sangat berpengaruh.
1. Untuk
melatih dalam bersosialisasi
2. Memberikan
pengalaman untuk bersosialisasi
3. Menumbuhkan
rasa percaya diri pada individu
4. Mengajarkan
untuk mengenal lingkungan
5. Mengenal
bagaimana bersosialisasi dan
6. Melatih
kebersamaan
Salah satu
yang sangat terasa bagi kita di masa depan adalah bagaimana kita bersosialisasi
dalam kehidupan dam mengajarkan bagaimana kita dalam bentuk berorganisasi dalam
lingkup masyarakat. Taka hanya itu kitapun akan mendapatkan penghargaan dari
semua masyarakat yang merasa terbantu atas hadirnya kita walaupun secara tidak
langsung dan nyata. Tetapi dengan adanya beroranisasi itu masyarakan suadah
sangat terbantu dengan kenyamanan yang kita berikan.
V. PERBEDAAN KELOMPOK
MASYARAKAT NON INDUSTRI DAN INDUSTRI
1. Masyarakat
Non Industri
Kita telah tahu secara garis besar bahwa , kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
Kita telah tahu secara garis besar bahwa , kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
(a) Kelompok
primer
Dalam
kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat,
lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap
muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
(b) Kelompok
sekunder
Antara
anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga
kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian
kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun
demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan
serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para
anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara
tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
2. Masyarakat
Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh
: tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik
dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya
spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk
diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks
pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu
masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan
tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya
individualisme.
VI. PENGERTIAN KELUARGA
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.
Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:
1. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).
2. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978).
3. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).
Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.
b. Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk satu rumah tangga.
c. Memiliki satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.
d. Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
VII.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU DAN MASYARAKAT
Mengenai
bagaimana hubungan antara individu dengan masayarakat, ada tiga alternative
jawaban.
1. Individu
memiliki status yang relative dominan terhadap masyarakat
2. Masyarakat
memiliki status yang relative dominan terhadap individu
3. Individu
dan masyarakat saling tergantungan
Hubungan antara individu dengan masyarakat
seperti dimaksud diatas menunjukkan bahwa individu memiliki status yang
relative dominan terhadap masyarakat, sedangkan lainnya menganggap bahwa
individu itu tunduk pada masyarakat. Sementara itu masih terdapat suatu
hubungan lagi, yaitu adanya hubungan interpenden (saling ketergantungan) antara
individu di dalam masyarakat yang tidak terbatas kuantitasnya. Setiap satuan
individu itu masing-masing mempunyai kekhususan yang berpengaruh terhadap
dinamika kehidupan masyarakat.
Dalam hal tersebut, Soepomo berpendapat,
bahwa individu ialaah suatu makhluk dimana masyarakat mengkhususkan diri.
Masyarakat adalah keseluruhan dari sekian anggota-anggota seorang-seorang.
Karena itu, keinsafan individu kemasyarakatan dan keinsafan individu bercampur
baur.
Walaupun demikian, bukan berarti kehidupan
individu warga masyarakat sama sekali tidak peluang bagi kehidupan yang
bersifat pribadi. Sebaliknya dalam kehidupan masyarakat yang telah mengalami
proses serba individualis pun kehidupan bersama tetap tidak akan ditinggalkan.
VIII. URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dan desa ke kota atau dan kota kecil ke kota besar. Orang yang melakukan urbanisasi disebuturban. Timbulnya perpindahan penduduk dan desa ke kota disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota.Kota-kota di Indonesia yang menjadi tujuan sebagian besar urbanisasi, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang. Proses urbanibasi dapat menyangkut dua aspek. yaitu berubahnya masyarakat desa menjadi masyarakat kota dan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah gejala sosial yang masih terus berlangsung hingga saat ini.
Penyebab urbanisasi atau perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan terjadi karena adanya daya tarik (pull factors) dari perkotaan dan daya dorong (push factors) dari perdesaan. Faktor
Pendorong dari Desa:
-Faktor pendorong dan desa yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai beriikut.
-Terbatasnya kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa.
-Tanah pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.
-Kehidupan pedesaan lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.
-Fasilitas kehidupan kurang tersedia dan tidak memadai.
-Upah kerja di desa rendah.
-Timbulnya bencana desa, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah penyakit.
Faktor Penarik dari Kota:
-Faktor penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai berikut.
-Kesempatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan di desa.
-Upah kerja tinggi.
-Tersedia beragam fasilitas kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.
-Kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Terjadinya urbanisasi membawa dampak positil dan negatif, baik bagi desa yang ditinggalkan, maupun bagi kota yang dihuni.
Dampak positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut:
-Meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di kota.
-Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
-Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
-Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.
Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut:
-Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian.
-Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat sering ditularkan dan kehidupan kota.
-Desa banyak kehilangan penduduk yang berkualitas.
Dampak Urbanisasi bagi Kota terdiri dari dampak positif dan dampak negatif.
Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut:
-Kota dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.
-Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas.
Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut:
-Timbulnya pengangguran.
-Munculnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.
-Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
-Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya.
Referensi:
Utoyo, Bambang. 2006. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII SMA/MA Program IPS. Bandung: Setia Purna Inves.
http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-penyebab-dampak-urbanisasi.html#_
Proses terjadinya urbanisasi, yaitu :
“Proses
Urbanisasi merupakan Proses Ekonomi”
Negara Sedang Berkembang- urbanisasi pada negara berkembang dimulai sejak PD II, urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industri (kebalikan dari negara industri maju)- penduduk kota meningkat cepat- urbanisasi tidak terbagi rata, semakin besar kotanya, semakin cepat proses urbanisasinya,adanya konsep “Primate City”
Negara Sedang Berkembang- urbanisasi pada negara berkembang dimulai sejak PD II, urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industri (kebalikan dari negara industri maju)- penduduk kota meningkat cepat- urbanisasi tidak terbagi rata, semakin besar kotanya, semakin cepat proses urbanisasinya,adanya konsep “Primate City”
“Proses
Urbanisasi Bersifat Demografi”
Proses urbanisasi di negara berkembang terjadi terlebih dahulu dan kemudian menjadi titik tolak terjadinya industrialisasi. Pada kenyataannnya, saat ini seperti yang terjadi di Cibinong, urbanisasi terjadi setelah adanya industri (dibangunnyadaerah-daerah industri baru). Selain itu pada daerah pinggiran Jakarta dibangun beberapa daerahindustri yang berfungsi untuk mendukung kegiatan kota Jakarta, selain itu juga terjadi peningkatan ekonomi wilayah pinggiran tersebut sehingga wilayah tersebut berangsur-angsur menjadi kota. Oleh karena itu konsep bahwa urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industrimenjadi kurang tepat karena sesungguhnya keduanya saling mempengaruhi.Selain itu telahdisebutkan bahwa urbanisasi adalah proses kenaikan proporsi jumlah penduduk kota, dalam bukuKota Indonesia Masa Depan Masalah dan Prospek, oleh BN Marbun, disebutkan bahwa kenaikan jumlah penduduk ini diantaranya disebabkan oleh:- gejala alami, yaitu kelahiran- masuknya orang-orang yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan, ataupun dari daerah perkotaan ke daerah perkotaan yang lebih besar atau yang disebut migrasi (rural-urban, urban-urban).Kedua hal ini biasanya disebut sebagai komponen urbanisasi. Dari kedua komponentersebut biasanya, pengaruh perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan ataupun perpindahan daeri perkotaan ke kota yang lebih besar akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh jumlah kelahiran.Banyak orang berpendapat bahwa alasan utama kepindahan seseorang atau sekelompok orang dari daerahnya ke tempat lain adalah karena terdorong oleh faktor-faktor penarik daerahkota atau daerah tersebut serta anggapan dari masyarakat desa bahwa kota dapat memberikanlapangan/ kesempatan kerja dengan memberikan upah yang besar. Namun dalam kenyataannyasebagian besar penyebab terjadinya migrasi ini adalah karena tidak adanya pekerjaan yang sesuaidengan keahlian yang mereka miliki, sehingga timbul kecenderungan untuk keluar dari desa ataudaerah mereka untuk pindah ke kota.
Sumber: http://andrewjovian18.wordpress.com/2012/10/23/proses-terjadinya-urbanisasi/
Proses urbanisasi di negara berkembang terjadi terlebih dahulu dan kemudian menjadi titik tolak terjadinya industrialisasi. Pada kenyataannnya, saat ini seperti yang terjadi di Cibinong, urbanisasi terjadi setelah adanya industri (dibangunnyadaerah-daerah industri baru). Selain itu pada daerah pinggiran Jakarta dibangun beberapa daerahindustri yang berfungsi untuk mendukung kegiatan kota Jakarta, selain itu juga terjadi peningkatan ekonomi wilayah pinggiran tersebut sehingga wilayah tersebut berangsur-angsur menjadi kota. Oleh karena itu konsep bahwa urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industrimenjadi kurang tepat karena sesungguhnya keduanya saling mempengaruhi.Selain itu telahdisebutkan bahwa urbanisasi adalah proses kenaikan proporsi jumlah penduduk kota, dalam bukuKota Indonesia Masa Depan Masalah dan Prospek, oleh BN Marbun, disebutkan bahwa kenaikan jumlah penduduk ini diantaranya disebabkan oleh:- gejala alami, yaitu kelahiran- masuknya orang-orang yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan, ataupun dari daerah perkotaan ke daerah perkotaan yang lebih besar atau yang disebut migrasi (rural-urban, urban-urban).Kedua hal ini biasanya disebut sebagai komponen urbanisasi. Dari kedua komponentersebut biasanya, pengaruh perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan ataupun perpindahan daeri perkotaan ke kota yang lebih besar akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh jumlah kelahiran.Banyak orang berpendapat bahwa alasan utama kepindahan seseorang atau sekelompok orang dari daerahnya ke tempat lain adalah karena terdorong oleh faktor-faktor penarik daerahkota atau daerah tersebut serta anggapan dari masyarakat desa bahwa kota dapat memberikanlapangan/ kesempatan kerja dengan memberikan upah yang besar. Namun dalam kenyataannyasebagian besar penyebab terjadinya migrasi ini adalah karena tidak adanya pekerjaan yang sesuaidengan keahlian yang mereka miliki, sehingga timbul kecenderungan untuk keluar dari desa ataudaerah mereka untuk pindah ke kota.
Sumber: http://andrewjovian18.wordpress.com/2012/10/23/proses-terjadinya-urbanisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar